KISAH PARA MALAIKAT DAN TUGASNYA					
Kiriman artikel dari Ustadz.Abdul Zein
Assalamu alaikum WR.WB
Saya akan memposting beberapa Tugas malaikat yang diamanahkan oleh Alloh
 kepada manusia,tentang apa dan bagaimana para malaikat ini  bekerja 
untuk mengerjakan segala perintah Alloh buat kehidupan manusia 
,diantaranya malaikat itu serta  tugas mereka adalah:
MALAIKAT JIBRIL
Jibril adalah malaikat yang muncul dalam ajaran agama samawi. Dalam 
ajaran agama samawi Jibril dianggap sebagai Pemimpin Malaikat dan 
bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan 
rasul.
Malaikat Jibril adalah malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu. 
Malaikat Jibril adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut 
dalam Al Quran. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam Al Quran 
yaitu pada surat Al Baqarah ayat 97-98 dan At Tahrim ayat 4. Didalam Al 
Qur’an, Jibril memiliki beberapa julukan, seperti Ruh al Amin dan Ruh al
 Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin dan lainnya.
A.    BENTUK FISIK MALAIKAT JIBRIL
Bentuk fisik Ruhul’qudus, ada tertera dalam uraian mengenai kisah nabi 
Muhammad, kala beliau mendapat wahyu kali ke dua, dan nabi menuntut 
untuk bertemu atau melihat rupa asli sang utusan Tuhan dari langit dalam
 rupa yang asli, atau bagaimana sesungguhnya dzat wujud Jibril tanpa 
rupa samar, sebagaimana di kali-kali yang lain, sang utusan 
(ruhul’qudus) selalu nampak dalam rupa seorang manusia biasa.
Ruhul’Qudus ; Tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara masyrik dan
 maghrib, (barat-timur) sayap dan busana kebesarannya putih laksana 
mutiara yang larut, dengan rupa yang begitu elok dan rupawan, dan dengan
 kekuatan yang dahsyat penuh mukzijat.
Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu 
telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; 
membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta
 berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi
 musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail,
 maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Malaikat Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi 
Isa (lihat di artikel Isa) kepada ibunya Maryam dan juga malaikat yang 
menyampaikan Al’Quran kepada Nabi Muhammad.
Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan 
Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi 
Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;
beliau berkata : “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 
60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah 
yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur 
luluh”.
Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia Jibril AS pun tidak sampai kepada Allah SWT.
B.      PENCIPTAAN MALAIKAT JIBRIL
Dikisahkan oleh  Rasulullah SAW dalam sabdanya : “Tatkala ALLAH SWT 
menciptakan malaikat Jibril AS, dipilihlah wujud yang paling rupawan ia 
dilengkapi dengan 600 sayap, masing-masing sepanjang jarak antara 
penjuru paling timur dengan penjuru paling barat. Begitu penciptaan 
selesai, berdirilah malaikat Jibril memandangi dirinya yang rupawan, 
seraya berkata :  “Ya ALLAH ya Tuhanku, adakah ENGKAU menciptakan 
makhluk yang lebih tampan dari pada diriku ?”  ALLAH menjawab : “ Tidak “
Mendengar jawaban ALLAH seperti itu perasaan Jibril berbunga-bunga dan 
sebagai ungkapan rasa syukurnya yang mendalam ia mengerjakan shalat 2 
rakaat, yang setiap rakaatnya dilakukan selama 20.000 (duapuluh ribu 
tahun). Setelah selesai mengerjakan ALLAH SWT berfirman padanya :  “ Hai
 Jibril, begitu bersungguh-sungguh engkau mengerjakan shalat. Demikian 
engkau telah penyembahan kepadaKU denagn penyembahan yang tiada 
bandingnya. Tetapi ketahuilah hai Jibril, bahwa pada akhir zaman nanti 
akan lahir Nabi terhormat yang AKU Sayangi, dia bernama Muhammad. Dia 
memiliki umat yang lemah yang banyak melakukan dosa. Sekiranya umat yang
 bergelimang dosa itu mau mengerjakan shalat dua rakaat, sekalipun 
shalatnya banyak kekurangan, waktunyapun tergesa-gesa dan tidak 
konsentrasi, maka demi kemulian dan keagunganKU, sungguh shalat mereka 
itu lebih AKU sukai dari pada shalatmu ! Mengapa ? Karena shalat mereka 
berdsasarkan perintahKU, sedangkan shalatmu itu bukan berdasarkan 
perintahKU ! ”
Jibril : “Ya TUHANku lalu apakah balasan yang bakal ENGKAU berikan atas ibadah mereka ?”
ALLAH : “Balasan yang bakal AKU berikan adalah surga Ma’wa.”
Begitu mendengar kata-kata surga Ma’wa, Jibril memohon izin kepada ALLAH
 agar diperkenankan melihatnya maka ALLAHpun mengabulkan permohonan 
Jibril ini, sehingga dia segera berangkat menuju surga tersebut, dia 
bentangkan seluruh sayapnya lalu terbang untuk menempuh jarak yang amat 
jauh takterperikan. Setiap kali dia membuka sepasang sayapnya maka dia 
berasil jarak sejauh 300.000 (tiga ratus ribu tahun perjalanan). Begitu 
juga setiap menutupkan sayap padahal ia terbang selama tiga ratus tahun 
serta memiliki sayap tiga ratus pasang sayap atau enam ratus buah. Namun
 sejauh itu ia belum berasih mencapa tujuan setelah merasa begitu letih 
diapun beristirahat disebuah pohon raksasa dia bersujud kepada ALLAH SWT
 seraya mengadu : “ Ya ALLAH, apakah perjalanku terlah sampai 
separuhnya, ataukah baru dua pertiga atau bahkan separuhnya ? ” ALLAH 
SWT berfirman   kepadanya : “ Hai jibril walau pun kau mampu terbang 
tiga ratus ribu tahun dengan sayap-sayapmu yang sudah ada dan AKU tambah
 lagi enam ratus sayap, niscaya tidak kau bisa mencapai seper seratusnya
 (1%). Itulah keistimewaan yang akanKU berikan kepada umat Muhammad yang
 mau mengerjakan shalat !”.
C.   KISAH MALAIKAT JIBRIL DAN MALAIKAT MIKAIL MENANGIS
Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa iblis itu 
sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit 
yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit 
ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah 
al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam
 namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil 
manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah 
memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, “Adakah Engkau 
mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. 
Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah.”
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, “Aku membuat apa yang aku 
kehendaki.” Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka 
dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang 
berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati
 iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat
 bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap 
angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para 
malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak
 pula dia merasa menyesal atas keengganannya.
Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah 
cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan 
kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di 
atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti 
wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. 
Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya 
seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan 
janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, 
dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi 
melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke 
hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya
 sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu, 
banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan 
dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua 
itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S
 dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, “Apakah yang 
membuat kamu menangis?” Lalu mereka menjawab, “Ya Allah! Kami tidaklah 
aman dari tipu dayamu.”
Firman Allah bagi bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.”
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah 
mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya 
melainkan dengan penguasaan-Mu.”
Lalu Allah berfirman yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.”
Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah berfirman yang 
maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu 
dilahirkan untukmu dua padanya.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Lalu Allah berfirman 
dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana
 sejalan dengan peredaran darah.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah berfirman 
lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda 
dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi 
mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang 
berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu 
mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram.”
“Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat 
perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan 
senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai 
anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka 
dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang 
tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.” (Hal
 ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : 
“Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara 
engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan 
yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan 
berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka 
melainkan (semata-mata) tipuan.”
MALAIKAT MIKAIL
Mikail adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan hujan/petir, 
membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan 
lain-lain di muka bumi ini. Dikatakan setiap satu makhluk yang 
memerlukan rezeki untuk hidup di dunia ini akan diselia rezekinya oleh 
satu malaikat Karubiyyuun.
Malaikat Mikail adalah salah satu di antara Pembesar Malaikat yang 
empat. Ia dicipta oleh Allah selepas malaikat Israfil dengan selisih 
kira-kira lima ratus tahun.jumlah keseluruhan malaikat yg wajib 
dipercayai oleh orang islam itu ada sepuluh berserta tugas nya
Dalam Islam Mikhael dikenal sebagai malaikat Mikail, satu dari malaikat 
utama Allah setelah Jibril. Menurut salah satu sumber, dalam tradisi 
Islam Mikail dikatakan memakai jubah berwarna hijau jamrud, memenuhi 
bentangan langit. Tiap helai rambutnya berisi ribuan wajah yang 
mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan sejak neraka 
diciptakan Allah, Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa.
Malaikat Mikail as adalah termasuk salah satu diantara 4 Malaikat yang menjadi pembesar seluruh Malaikat.
Dalam sebuah sumber dinyatakan bahwa ia diciptakan oleh Allah Swt, 
sesudah Malaikat Israfil dengan selisih kira-kira 500 tahun lamanya. 
Seluruh anggota tubuhnya terbuat dari nur (cahaya) dan berbulu za’faran.
 Yang istimewa, ada satu juta wajah diatas setiap bulu-bulu yang 
dimilikinya. Dan setiap wajah memiliki sejuta mat. Padahal, tiap mata 
yang ada senantiasa menangis untuk memohon rahmat bagi orang-orang 
mukmin yang berdosa. Di samping itu, kelebihan yang dimiliki adalah tiap
 wajah mempunyai mulu sebanyak 1 juta, yang mana mulut tersebut memiliki
 lidah dengan jumlah yang sama dan menguasai satu juta macam bahasa. 
Padahal setiap lisan yang dimiliki membaca istighfar untuk orang-orang 
mukmin yang berdosa.
Dari sekian banyak mata yang ada, maka senantiasa meneteskan air mat 
sejumlah tujuh ribu tetesan. Lalu dari tiap tetesan air mata itu ALLAH 
menciptakan malaikat sejenis yang serupa dengan bentuk Malaikat Mikail. 
Tugas mereka adalah membaca tasbih hingga hari Kiamat. Mereka itu 
bernama KARUBIYUN. Di samping bertasbih, mereka juga memiliki tugas 
sebagai pembantu Malaikat Izrafil menjalankan tugas, yaitu membagi 
hujan, menjaga tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, serta membagi rizeki.
Dan sebutkan dalam sebuah keterangan, untuk menjaga kelangsungan 
kehidupan makhluk di dalam laut, buah – buahan di pohon maupun tumbuh – 
tumbuhan yang berada di atas bumi, maka ALLAH mengutus seorang malaikat 
untuk menjaganya. Jadi, satu butir buah misalnya akan senantiasa dijaga 
oleh seorang malaikat.
Disamping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering
 mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas – tugasnya. Di 
antara tugas yang pernah dilakukan bersam Malaikat Jibril adalah :
A.    Ketika Malaikat jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi 
muhammad Saw. Untuk dicuci hatinya karna akan diisi dengan iman, islam, 
yakin dan sifat hilim. Ketika itu peran Malaikat Mikail tidak kalah 
penting. Beliaulah yang mengambil air Al-Kautsar (air zam-zam) untuk 
akhirnya dijadikan sebagai pencubi hati Nabi Muhammad Saw.
B.     Saat Nabi Muhammad Saw. mendapat kepercayaan untuk melakukan 
ISRA’ dan Mi’raj, Malaikat Mikail besama Jibril ikut mendampingi beliau 
selama perjalanan.
C.     Malaikat Mikail juga sebagai pesuruh ALLAH untuk menyampaikat 
lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail
 nama, tempat, dan sebab musabab pencabutan nyawa bagi orang yang di 
maksud.
A.    WUJUD MALAIKAT MIKAIL
Dari kepala malaikat Mikail hingga kedua telapak kakinya berbulu 
Za’faron. Jika seluruh air di lautan dan sungai di muka bumi ini 
disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitikpun akan jatuh 
melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat sebanyak satu juta muka.
Setiap muka malaikat Mikail ini pula mempunyai satu juta mulut dan 
setiap mulut mempunyai satu juta lidah manakala setiap lidah-lidahnya 
boleh berbicara satu juta bahasa atau lisan. Setiap satu juta lisan 
tersebut adalah membaca istighfar pada Allah bagi orang-orang mukmin 
yang berdosa.
Setiap satu juta muka atau wajahnya mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap 
matanya sentiasa menangis kerana memohon rahmat bagi orang-orang mukmin 
yang berdosa. Tiap-tiap matanya yang menangis itu mengeluarkan tujuh 
ribu titisan air mata dan setiap titisan air mata itu Allah ciptakan 
satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat Mikail 
Setiap malaikat-malaikat ini ditugaskan untuk bertasbih pada Allah 
sehingga hari kiamat.
Imam Ahmad dengan sanadnya, dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah 
Mikraj ke langit baginda ada bertanya pada malaikat Jibril: “Mengapa aku
 tidak pernah nampak malaikat Mikail tertawa?” Malaikat Jibril menjawab:
 “Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan”
B.     MALAIKAT MIKAIL DALAM ANGELOLOGI DAN OKULTISME
Para okultis modern menghubungkan Mikail dengan warna merah, arah selatan dan unsur api.
Dalam bentuk-bentuk okultisme lainnya, Mikail disebut sebagai roh planet
 Merkurius. Dia adalah penguasa hari Minggu dan Kamis. Ia adalah 
campuran dari movitasi, keaktifan dan keberhasilan. Konon ia adalah 
pembawa karunia kesabaran, dan malaikat karier, keberanian, 
keberhasilan, ambisi, motivasi, dan tugas-tugas kehidupan. Warna lilin 
Mikail adalah oranye, putih dan emas. Energi warnanya adalah oranye, 
ungu, putih, kristal, emas, dan coklat.
C.    KETIKA MALAIKAT MIKAIL DAN JIBRIL MENANGIS
      Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahawa 
iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) 
pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. 
Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, 
namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. 
Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya
 disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
      Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah 
memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, “Adakah Engkau 
mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. 
Engkau jadikan aku dari api dan Engkau jadikan Adam dari tanah.”
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, “Aku membuat apa yang aku 
kehendaki.” Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka 
dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong
      Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu 
yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka 
mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para
 malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis 
tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para 
malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak
 pula dia merasa menyesal atas keengganannya.
      Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat 
indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T 
membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang 
menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu 
seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan 
wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua 
bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan
 dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
      Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari 
langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi 
melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke 
hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya
 sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emPat, banyak ilmu, 
banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan 
dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua 
itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
      Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah 
Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, 
“Apakah yang membuat kamu menangis?” Lalu mereka menjawab, “Ya Allah! 
Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.”
      Firman Allah bagi bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.”
      Setelah diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah 
mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya 
melainkan dengan penguasaan-Mu.”
      Lalu Allah berfirman yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.”
      Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah berfirman 
yang maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali 
tentu dilahirkan untukmu dua padanya.”
      Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Lalu Allah 
berfirman dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau 
berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.”
      Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah 
berfirman lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan 
berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, artinya mintalah tolong 
menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda 
mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, 
yaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam 
haram.”
      “Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam 
membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti 
melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik 
mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, 
menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata 
pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan 
berjanjilah mereka.” (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 
yang bermaksud : “Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka 
dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang 
berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan 
anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis 
kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan.”
MALAIKAT IZRAIL
Izrail adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu dari empat 
malaikat utama selain Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam. 
Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-Qur’an. Walau begitu ia selalu
 disebut dengan Malak al Mawt atau Malaikat Maut yang oleh sebagian 
kalangan diidentikkan sebagai Izrail.
A.    WUJUD IZRAIL
Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa 
dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya 
dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.
Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, 
satu dipunggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa 
para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya,
 nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan 
wajah tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za’faran dan di setiap 
bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta 
mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 
kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan 
yang memisahkan Surga dan Neraka.
Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta
 bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di 
atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.
B.     KEMATIAN
Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan
 kepada malaikat Izrail, maka berkata malaikat Izrail: “Wahai Tuhanku, 
apakah Al-Maut itu?”.
Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh 
malaikat menyaksikannya. Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut
 itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu 
tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: “Ya Tuhan kami,
 adakah makhluk yang lebih besar dari ini?” Kemudian Allah SWT 
berfirman: “Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari
 padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah 
menyerahkan kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika
 tidak terdaya untuk mengambilnya sedangkan Al-Maut lebih agung 
daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah 
Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya 
pada hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu 
Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat 
dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau 
mengatakan “Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali 
sakaratul maut ini, tidak akan tega saya mencabut nyawa seorang mukmin”.
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat
 dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang 
sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan
 yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia 
sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa 
makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua 
kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat ‘Azab.[1] Sedangkan
 untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas
 dari Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah 
ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara
 Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi 
antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
C.    SAKARATUL MAUT DAN KEMATIAN MUKMIN
Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia 
menuju akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah 
putih seakan wajah mereka ibarat matahari. Mereka membawa kafan dan 
parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata 
memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki 
sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya 
sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya 
sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam 
dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: “Wahai jiwa 
yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha 
dari Allah”.
Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir 
tempat air. Malaikat maut-pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil 
ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan
 diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang
 sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat di antara langit dan bumi 
mensalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan
 untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada
 Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui 
rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang wangi ini???”
 Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan”, 
sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di 
dunia, Kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan 
sesama manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di 
langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat
 yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga 
berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman: “Tulislah catatan 
amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu) 
kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)” (QS. 
Al-Muthaffifiin: 19-20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan: 
“Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa
 Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka 
kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain”. 
Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.
D.    SAKARATUL MAUT DAN KEMATIAN KAFIR
Sesungguhnya seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila 
hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat 
dari langit yang sangat keras lagi berwajah hitam sambil membawa kain 
yang kasar dari neraka. Para malaikat itu duduk disamping calon mayit 
sejauh mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki 
sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya 
sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya 
sampai ke kerongkongan, kemudian datang Malaikat maut Alaihis Salam dan 
duduk di samping kepalanya seraya berkata: “Wahai jiwa yang busuk 
keluarlah menuju murka dan kebencian dari Allah”. Roh itupun 
terkejut…Lalu Malaikat mencabutnya seperti mencabut alat pemanggang yang
 banyak cabangnya dari kain yang basah sehingga terputuslah urat-urat 
dan ototnya.
Malaikat itupun mengambil rohnya dan langsung memasukkannya kedalam kain
 kasar (yang dari neraka itu). Keluar dari ruh itu bau yang sangat busuk
 seperti bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi ini.
Para Malaikat lalu membawa roh itu naik, tiadalah melalui rombongan 
Malaikat melainkan mereka selalu bertanya: “Roh siapa yang busuk 
ini?”…Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini rohnya Fulan bin 
Fulan”, dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika di 
dunia…Malaikat yang membawanya menyebutkan keburukan-keburukanya selama 
di dunia…Keburukan-keburukannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan 
sesama manusia bahkan dengan alam semesta.
Semua malaikat di antara langit dan bumi melaknatinya (mengutuknya), 
juga semua malaikat yang di langit. Ditutup untuknya pintu-pintu langit.
 Masing-masing penjaga pintu berdoa kepada Allah agar ruh itu tidak 
lewat melalui pintunya.
Tatkala telah sampai di langit dunia mereka meminta agar dibuka pintunya
 dan ternyata tidak dibukakan. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi 
wa ala alihi wa sallam membacakan: “Sekali-kali tidak akan dibukakan 
bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, 
hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS.Al-A?raaf: 40).
Lantas Allah berfirman: “Tulislah catatan amalnya di sijjiin, dibumi 
yang paling bawah”, Kemudian dikatakan: “Kembalikan hambaKu ke bumi 
karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) 
dan mengembalikan mereka kepadanya serta mengeluarkan mereka darinya 
pula pada kali yang lain”.
Lalu rohnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian 
Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membacakan ayat: 
“Dan barangsiapa menyekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari 
langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang
 jauh.” (QS. Al-Hajj: 31).
E.     PERINTAH MENCABUT NYAWA DARI ‘ARSYI
Menurut kisah Kabil Akbar, Malaikat Maut tidak mengetahui kapan 
tiap-tiap makhluk yang akan mati. Dikatakan olehnya Allah telah 
menciptakan sebuah pohon (Sidrat al-Muntaha) di bawah ‘Arsy yang mana 
jumlah daunnya sama banyak dengan bilangan makhluk yang Allah ciptakan. 
Jika satu makhluk itu telah diputuskan ajalnya, maka umurnya tinggal 40 
hari dari hari yang diputuskan. Maka jatuhlah daun itu kepada Malaikat 
Maut, tahulah bahwa dia telah diperintahkan untuk mencabut nyawa orang 
yang tertulis pada daun tersebut. sampai ada daun dari pohon yang 
terletak di bawah ‘Arsy gugur.
Kemudian akan jatuh dua titisan dari arah ‘Arsy pada daun tersebut, 
titisan hijau ataupun putih. Hijau menandakan bakal si mayat akan 
mendapat kecelakaan sementara putih mengambarkan dia akan mendapat 
kebahagiaan.
Untuk mengetahui tempat makhluk mati, Allah telah menciptakan Malaikat 
Arham yang akan diperintahkan untuk memasuki sperma yang berada dalam 
rahim ibu dengan debu bumi yang akan diketahui di mana ia akan mati dan 
di situlah kelak ia pasti akan menemui ajalnya.
F.     KISAH TENTANG MALAIKAT MAUT
Disebutkan bahwa suatu ketika Allah SWT. memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa seorang pemuda kafir.
Setelah mencabut nyawanya dan dibawa ke langit, beliau melewati 
serombongan malaikat dan mereka bertanya “Ya malaikat maut, kamu diberi 
tugas oleh Allah untuk mencabut nyawa mahluknya, apakah kamu tidak 
pernah sesekali merasa kasihan saat mencabut nyawa ?”.
Malaikat maut pun menjawab: “Iya sebenarnya aku pernah merasa iba, saat 
itu aku ditugaskan untuk mencabut nyawa seorang ibu yang baru melahirkan
 putranya di tengah hutan sendirian, aku merasa iba terhadap ibu karena 
harus berpisah dengan bayi tersebut dan meninggalkannya sendirian di 
tengah hutan dan aku merasa iba terhadap nasib bayi tersebut karena 
sendirian di tengah hutan”.
Para malaikat pun kembali bertanya: “Apakah kamu tau siapa roh yang baru
 saja kamu cabut ini ? dia adalah bayi dari ibu yang kamu ceritakan 
tadi”.
Mendengar hal ini, malaikat maut pun sujud kepada Allah SWT. dan 
berkata: “Ya Allah, hamba memohon ampun kepadaMu dan memohon terhindar 
dari makar-Mu. Karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang maha berkehendak
 apakah seseorang hamba akan Engkau jadikan ahli surga atau ahli 
neraka.”
MALAIKAT ISRAFIL
Malaikat Israfil adalah salah satu di antara empat malaikat yang 
paling mulia dan bersaiz besar di sisi Allah SWT Ia ditugaskan untuk 
meniup sebanyak tiga kali tiupan sangkakala pada hari kiamat. Mungkin 
anda sering bertanya tanya Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di 
lakukan oleh malaikat Israfil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat 
Israfil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet 
kecilnya sebelum tampil diatas panggung. Sebenarnya seperti apa sih 
terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat 
Israfil itu?
Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. 
Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap 
alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya 
ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta 
berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar 
saja.
Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson 
Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan 
yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam 
semesta ini ternyata alam semesta berbentuk seperti terompet.
Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) 
merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang 
bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada 
merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable)
A.    WUJUD
Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur’an ada yang 
memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi : “
 Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan 
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) 
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. 
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. 
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1)”.
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 
sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 
sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-’Arsy memiliki
 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata
 manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam 
yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang 
asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat 
wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat 
Jibril .
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka 
sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, 
ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para
 malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri 
berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat 
mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka 
dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi.
 Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
Beberapa sumber mengindikasikan bahwa, pada permulaan waktu  Israfil 
memiliki empat sayap, sangat tinggi sehingga bisa meraih tiang-tiang 
surga. Malaikat yang rupawan ini merupakan penguasa musik, Israfil 
selalu bertasbih kepada Allah kedalam ribuan bahasa yang berbeda. Dari 
bawah kaki hingga ke kepalanya ada beberapa rambut, beberapa mulut, dan 
beberapa lidah yang tertutup hijab.
B.     SANGKAKALA
Sangkakala atau sangka adalah sejenis alat tiup yang terbuat dari 
cangkang kerang. Alat tiup ini disebut sangkakala karena bernama sangka 
dan ditiup secara berkala atau bunyian berkala. Pada zaman dahulu 
sangkakala biasa digunakan dalam saat tertentu, seperti untuk meminta 
perhatian orang banyak, ketika hendak mulai berperang, mengumpulkan 
prajurit dan banyak lagi kegunaan sangkakala.
Dalam salah satu ajaran agama Abrahamik, yaitu Islam dikatakan bahwa 
salah satu malaikat yang bernama Israfil mempunyai tugas untuk meniupkan
 Shur (sangkakala) pada saat hari akhir. Ketika Allah telah selesai 
menjadikan alam semesta beserta isinya, lalu Allah membuat sangkakala 
dan meletakkannya di mulut Israfil. Kemudian dikisahkan Israfil selalu 
menatap kearah ‘Arsy, menanti kapan ia diperintahkan untuk meniup 
sangkakala tersebut.
Disebutkan pula dalam salah satu hadist, sangkakala itu bagaikan tanduk 
dari cahaya, dengan ukuran yang sangat besar dengan garis tengahnya 
seluas langit dan bumi (alam semesta). Dalam hadist lain dikatakan 
sangkakala malaikat Israfil terbuat dari tanduk, “Tanduk yang ditiup.”
Muhammad bersabda, “Sesungguhnya Allah menciptakan sangkalala yang 
mempunyai empat cabang, yaitu cabang di Barat, di Timur, di bawah langit
 ketujuh bagian bawah dan diatas langit ketujuh bagian atas.”
Didalam sangkalala terdapat pintu-pintu sebanyak bilangan ruh dialam 
semesta dan di dalamnya ada 70 rumah, yaitu satu antaranya untuk ruh 
para nabi, satu rumah untuk ruh para malaikat, satu rumah untuk ruh para
 jin, satu rumah untuk ruh para manusia, satu rumah untuk ruh para 
binatang dan hingga genap 70 macam rumah dengan 70 jenis makhluk.
Walaupun nama “Israfil” tidak pernah di muncul dalam Al Qur’an, 
sebutan/julukan dibuat untuk malaikat yang membawa trompet suci ini, 
untuk mengidentifikasikan sosok ini: “ Dan ditiuplah sangkakala, maka 
matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki 
Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka
 berdiri menunggu (putusannya masing-masing).(Az-Zumar 39:68)”
Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama 
berabad-abad, menunggu perintah dari Tuhan untuk meniupnya pada hari 
kiamat. Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/ bukit 
suci di Jerusalem.
Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua 
akan mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan 
orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.
Dalam tradisi Islam, ia dikatakan telah di kirim oleh Tuhan bersama 
malaikat utama yang lain, untuk mengumpulkan tanah dari empat penjuru 
dunia dan hanya Izrail saja yang berhasil dalam misi tersebut. Dengan 
tanah itulah Adam diciptakan.
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits 
panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian 
awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah 
selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala 
(terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan 
dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. 
Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah :
 “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab
 Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku 
sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan 
ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). 
Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats 
(untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat 
Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran 
bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan 
kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang 
meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak 
nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan
 kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang 
dari alam nyata hingga alam ghoib.
Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh 
lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan 
bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera 
gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.
Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu 
dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup, 
maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali 
mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya 
dengan merendahkan diri.”
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene 
jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada 
sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk 
bumi kelak.
“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu
 yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, 
anak – anak jadi beruban dan setan – setan berlarian.”
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar 
itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta 
keduanya? Maha Besar Engkau Ya Allah, Allahu Akbar!
MALAIKAT MUNKAR
Munkar dalam Islam adalah malaikat yang menguji iman orang mati di 
kuburan mereka , walaupun ada referensi tidak ditemukan dalam Quran.
Banyak Muslim percaya bahwa, setelah kematian, jiwa seseorang melewati 
panggung bernama Barzakh, di mana ia ada di kuburan (bahkan jika tubuh 
orang tersebut dihancurkan, jiwa masih akan beristirahat di bumi di 
dekat tempat mereka kematian).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir 
dari jemaat pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir dan
 Munkar menopang jiwa almarhum tegak di kubur dan menanyakan tiga 
pertanyaan: “Siapa Tuhanmu Siapa Nabimu Apa agamamu?”. Seorang mukmin 
saleh akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah 
Allah, bahwa Muhammad adalah nabi mereka dan bahwa agama mereka adalah 
Islam. Jika jawaban benar almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu 
kebangkitan yang menyenangkan. Mereka yang tidak menjawab seperti yang 
dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.
A.    WUJUD MALAIKAT MUNKAR
Malaikat Munkar digambarkan memiliki mata hitam solid, memiliki rentang 
bahu diukur dalam mil, dan membawa palu “begitu besar, bahwa jika semua 
umat manusia mencoba sekaligus untuk memindahkan mereka inci tunggal, 
mereka akan gagal”. Ketika mereka berbicara, lidah-lidah api berasal 
dari mulut mereka. Jika salah satu jawaban pertanyaan mereka salah, ada 
yang dipukuli setiap hari, selain hari Jumat, sampai Allah memberikan 
izin untuk pemukulan berhenti.
Muslim percaya bahwa seseorang benar akan menjawab pertanyaan tidak 
dengan mengingat jawaban sebelum kematian (bandingkan dengan Kitab Mesir
 Orang Mati) tetapi oleh iman dan perbuatan mereka seperti salat dan 
syahadat.
B.           PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR DALAM KUBUR
Dalam kitab Manazilul Akhirah, stasiun-stasiun perjalanan Akhirat, 
disebutkan bahwa sakratul maut adalah stasiun yang pertama, dan alam 
kubur adalah stasiun yang kedua. Di alam kubur terdapat tiga terjal yang
 harus dilalui oleh manusia dalam perjalanannya menuju alam akhirat, 
yaitu: Kesepian di alam kubur, siksaan dan himpitan kubur, dan ketiga 
adalah pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Dan ini adalah bagian yang 
terakhir dari jalan-jalan terjal yang harus dihadapi oleh manusia. 
Selanjuntnya manusia akan memasuki stasiun yang ketiga yaitu alam 
Barzakh.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Barangsiapa yang mengingkari tiga
 hal, ia bukan pengikutku: mi`raj Nabi saw, pertanyaan di alam kubur, 
dan syafaat.” (Biharul Anwar 6: 222, hadis ke 23)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa pasti akan datang pada seorang 
mayit dua malaikat yang menakutkan, suaranya seperti halilintar, 
pandangan matanya seperti kilat petir yang menyambar. Mereka akan 
bertanya kepada sang mayit: Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu, dan apa 
agamamu? Mereka juga akan menanyakan tentang wilayah dan imamah,yakni 
kepada siapa ia berwilayah dan berimam.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan sangat sulit dijawab oleh seorang mayit, 
dan untuk menjawabnya ia butuh pertolongan. (Al- Al-Bihar 6: 215)
Dua malaikat Munkar dan Nakir menanyakan mayit dalam dua keadaan:
1.      Ketika mayit dibaringkan di kubur.
Yang utama saat membaringkan mayit, tangan kanan ditelakkan pada bahu kanan, dan tangan kirinya pada bahu kiri.
2.      Sesudah mayit dikuburkan.
Disunnahkan bagi walinya atau keluarga terdekatnya sesudah para 
pengantar meninggalkan kuburnya, mereka duduk di dekat kepalanya dan 
mentalqin dengan suara yang agak keras, meletakkan kedua tangannya ke 
kuburnya, dan mendekatkan mulutnya ke kuburnya. (Al-Faqih 1: 108) Hal 
ini juga dapat diwakilkan kepada orang lain.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Jika talqin itu dibacakan kepada sang 
mayit, malaikat Munkar dan Nakir berkata : telah selesailah tugas kami, 
karena telah ditalqinkan padanya hujjahnya (jawabannya). (Al-Faqih 1: 
173)
Ketika putera Abu Dzar yaitu Dzar meninggal, Abu Zar duduk di atas 
kuburnya, kemudian ia mengusapkan tangannya ke kuburnya, lalu ia 
berkata:
“Semoga Allah menyangimu wahai Dzar. Demi Allah, jika kamu termasuk anak
 yang berbakti kepadaku, engkau telah dipanggil oleh Tuhanmu dan aku 
ridha padamu. Demi Allah, aku ridha atas kepergianmu dan ridha kepada 
Yang Memanggilmu, aku tidak mengharap hajatku kepada selain Allah; kalau
 sekiranya datang kepadamu hal yang menakutkan, aku bahagia sekiranya 
Allah menggantikan keadaanmu padaku. Aku sedih kalau engkau memperoleh 
kesedihan. Demi Allah, aku tidak menangisi kepergianmu, tetapi aku 
menangisi apa yang akan terjadi padamu. Aduhai apa yang telah kukatakan?
 Dan apa yang dikatakan padamu? Ya Allah, aku telah memberikan kepadanya
 hakku yang Kau wajibkan atasnya, maka karuniakan kepadanya hak-Mu yang 
Kau wajibkan atasnya, dan Engkau lebih berhak dariku untuk 
mengkaruniakan kedermawanan dan kemuliaan.” (Al-Faqih 1: 185, hadis ke 
558)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Jika seorang mukmin dimasukkan ke
 kuburnya, shalatnya berada di sebelah kanannya, zakatnya di sebelah 
kirinya, kebajikannya menaunginya, dan kesabarannya di sisinya. Ketika 
malaikat Munkar dan Nakir datang yang pertanyaannya ditakuti, maka 
kesabarannya berkata pada shalatnya, zakat dan kebajikannya, akulah yang
 akan mendampinginya jika kamu tidak mampu mengahapinya.” (Al-Kafi 2: 
90, hadis ke 8)
Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata : “Jika 
seorang hamba yang mukmin meninggal, maka masuklah bersamannya ke 
kuburnya enam wujud makhluk. Pada wujud makhluk itu nampaklah kebaikan 
wajahnya, keindahan keadaannya, keharuman baunya dan kebersihan 
bentuknya. Satu wujud berdiri di sebelah kanannya, satu wujud lagi 
berdiri di sebelah kirinya, satu wujud lagi di belakangnya, dan wujud 
yang lain di depannya, dan wujud yang paling baik berada di atas 
kepalanya. Ketika wujud keburukan datang dari sebelah kanan, maka wujud 
yang di sebelah kanan melindunginya dari arah kanan, demikian juga 
wujud-wujud yang lain menyelamatkan dari enam arah.
Lalu wujud yang paling baik itu berkata kepada yang lain: siapakah kamu, semoga Allah membalas kebaikanmu.
Yang di sebelah kanan menjawab: aku adalah shalat.
Yang di sebelah kiri menjawab: aku adalah zakat.
Yang di depan menjawab: aku adalah puasa.
Yang belakang menjawab: aku adalah haji dan umrah.
Yang di arah kaki menjawab: aku adalah kebajikan dari menyambungkan silaturrahim.
Kemudian wujud-wujud yang lain bertanya kepada wujud yang ada di atas 
kepalanya: Siapakah kamu? Wajahmu paling baik di antara kami, paling 
harum baunya, paling indah keadaannya.
Wujud itu menjawab: aku adalah wilayah kepada keluarga Muhammad saw.” (Bihar Anwar 6: 234)
Tentang keutamaan berpuasa di bulan Sya’ban disebutkan dalam suatu 
riwaya t: “Barangsiapa yang berpuasa sembilan hari di bulan Sya’ban, 
malaikat Munkar dan Nakir akan bersikap lembut saat bertanya kepadanya.”
 (Tsawabul A’mal: 87)
Tentang keutamaan menghidupkan malam ke 23 bulan Ramadhan dan shalat 
seratus rakaat di dalamnya, Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata antara 
lain : “Melindunginya (orang yang melakukannya) dari ketakutan terhadap 
Munkar dan Nakir, dan ia akan keluar dari kuburnya dengan cahayanya yang
 menyinari penghuni kubur.” (Iqbalul A’mal: 214)
Disarikan dari kitab Manazilul Akhirah, Syeikh Abbas Al-Qumi.
Berikut Adalah Soal Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir Kepada Mayat / Mayit di Alam Kubur (Alam Barzah) :
1.      Siapa Tuhanmu?
2.      Siapa Nabimu?
3.      Apa Agamamu?
4.      Siapa Imammu?
5.      Dimana Kiblatmu?
6.      Siapa Saudaramu?
Berikut Ini Adalah Jawaban Atas Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir :
1.      Siapa Tuhanmu? Allah SWT
2.      Siapa Nabimu? Muhammad SAW
3.      Apa Agamamu? Islam
4.      Siapa Imammu? Al-Quran
5.      Dimana Kiblatmu? Ka’bah
6.      Siapa Saudaramu? Muslimin dan Muslimat
C.    KISAH PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR
1.      Kisah pertama
Seorang yang shaleh dari penduduk Kufah berkata: Pada suatu malam aku 
berada di masjid Jami’ Kufah. Pada malam itu turun hujan, lalu ada 
rombongan jema’ah mengetuk salah satu pintu masjid, yaitu pintu Muslim 
bin Aqil. Ternyata mereka membawa janazah, kemudian mereka membawanya 
masuk, melalui pintu Muslim bin Aqil (as). Salah seorang dari mereka 
nampak lelah lalu ia tertidur dan bermimpi, dalam mimpinya ia berkata 
kepada yang lain: Apa yang kita lihat tentangnya, apakah kita bersamanya
 terkena hisab atau tidak? Kemudian ia membuka wajah sang mayit, dan 
berkata kepada temannya: Kita akan dikenai hisab, mari kita cepat 
mengantarkannya sebelum kita terkena azabnya. Lalu ia terbangun dan 
menceritakan mimpinya kepada teman-temanya.
Orang shaleh itu berkata: kemudian mereka membawa janazah itu melewati 
kuburan suci, dan aku berkata : Allah-lah yang memiliki mutiara hikmah 
orang yang berkata : Jika aku mati, kuburkan aku di samping Haidar 
berdekatan dengannya aku akan termuliakan. Di dekatnya aku tidak takut 
pada neraka dan tidak takut pada Munkar dan Nakir Tercelalah orang yang 
berada di tempat perlindungan jika melepaskan tali onta di padang 
gembala (Irsyadul Qulub: 440) Kisah ini juga dikutip oleh Allamah 
Al-Majlisi.
2.      Kisah kedua
Salah seorang guru besar, seorang peneliti Al-Bahbahani (ra) mengatakan:
 Aku melihat Aba Abdillah Al-Husein (sa) dalam mimpiku, lalu aku 
bertanya kepadanya: Ya Sayyidi wa Mawlaya, wahai Junjunganku dan 
Penghuluku, apakah orang yang dimakamkan di dekatmu ditanyakan oleh 
malaikat Munkar dan Nakir? Al-Husein (sa) menjawab: Malaikat siapa yang 
berani bertanya kepadanya (Dar salam 2: 148).
3.      Kisah ketiga
Kisah ini dikisahkan oleh Syeikh An-Nuri mengutip dari kitab yang tulis 
oleh Sayyid Syamsuddin Muhammad bin Badi’ Ar-Ridhawi, salah seorang 
pemimpin pelayanan kuburan Imam Ar-Ridha (sa). Kisahnya sebagai berikut :
 Mir Muinuddin Asyraf, seorang pelayan yang baik di kuburan mulia Imam 
Ar-Ridha (sa), berkata: Aku pernah bermimpi di salah satu kamar di 
Raudhah ini, aku keluar dari Raudhah untuk memperbaharui wudhu’. Ketika 
berjalan di dekat kuburan Mir Ali Syir, aku melihat rombongan orang 
banyak menuju ke halaman kuburan mulia Imam Ar-Ridha (sa), di depan 
mereka ada seseorang yang wajahnya bercahaya. Ketika mereka sampai di 
halaman Rawdhah, beliau berkata kepada mereka: keluarkan mayit ini dari 
kuburan ini, keluarkan orang kotor yang ada di kuburan ini, sambil 
mengisyaratkan tangannya ke kuburan tertentu.
Ketika mereka hendak mengeluarkannya, aku bertanya kepada salah seorang 
dari mereka: siapakah pemimpin itu? Ia menjawab: Dia adalah Ali bin Abi 
Thalib (sa). Ketika kami hendak mengeluarkan mayit dari kuburan 
tersebut, keluarlah Imam yang kedua belas dari Rawdhah itu. Beliau 
menghadap kepada Imam Ali bin Thalib (sa). Setelah beliau mengucapkan 
salam, dan Imam Ali (sa) menjawab salamnya, beliau berkata: Wahai 
kakekku, aku mohon padamu agar memaafkannya, dan membiarkan ia di sini.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Tahukah kamu, dia adalah seorang yang fasik dan durjana, ia peminum khomer.
Beliau berkata: Benar, tapi ia berwasiat sebelum meninggal agar ia 
dikuburkan di dekatku, Karena itu, aku mohon engkau memaafkannya. Imam 
Ali (sa) berkata: Aku serahkan padamu kedurjanaannya. Kemudian Ali (sa) 
pergi.
Lalu aku terbangun ketakutan, dan aku membangun sebagian pelayan kuburan
 suci Imam Ar-Ridha. Kemudian aku pergi bersamanya ke kuburan tersebut. 
Ternyata di situ ada kuburan baru, dan aku bertanya kepada temanku 
tentang penghuninya. Ia berkata: penghuni kuburan baru ini adalah orang 
Turki, baru dikuburkan kemarin. (Dar Salam 1: 267-268)
Syeikh Abbas Al-Qumi, penulis kitab Manazilul Akhirah dan kitab 
Mafatihul, mengkisahkan: Kisah mulia dari Al-Hajj Ali Al-Baghdadi pernah
 berjumpa dengan Imam Mahdi (aj), dan bertanya kepadanya: Benarkah orang
 yang mengatakan bahwa orang yang berziarah kepada Al-Husein (sa) pada 
malam Jum’at, ia akan memperoleh keamanan? Beliau menjawab: Demi Allah, 
itu benar.
Aku (Ali Al-Baghdadi) bertanya lagi: wahai Junjungan kami, kami pernah 
berziarah kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) pada tahun 1269, lalu kami 
bertemu di Duruj (salah satu kota di Iran, dekat Burujard) dengan salah 
seorang arab bagian timur, dari penduduk desa tenggara dari kota Najef 
Al-Asyraf, lalu kami bertanya kepadanya : Bagaimana wilayah Ali Ar-Ridha
 (sa)? Ia menjawab: makam Imam Ali Ar-Ridha (as) adalah surga, sampai 
sekarang aku sudah lima belas hari, aku makan dari harta Junjunganku 
Ar-Ridha (sa), bagaimana mungkin Malaikat Munkar dan Nakir berani 
mendekat kepadaku di kuburan ini, sementara darah dan dagingku berasal 
dari makanan Imam Ar-Ridha (sa) selama aku bertamu kepadanya.
Benarkah bahwa Ali bin Musa Ar-Ridha (sa) dapat menyelamatkan dia dari 
Munkar dan Nakir? Imam Mahdi (aj) menjawab: Demi Allah, itu benar, 
sungguh kakekku yang penjaminnya. (An-Najm Ats-Tsaqib oleh Syeikh 
An-Nuri, jilid 2: 156)
MALAIKAT NAKIR
Nakir dalam Islam adalah malaikat yang menguji iman orang mati di 
kuburan mereka, walaupun ada referensi tidak ditemukan dalam Quran.
Banyak Muslim percaya bahwa, setelah kematian, jiwa seseorang melewati 
panggung bernama Barzakh, di mana ia ada di kuburan (bahkan jika tubuh 
orang tersebut dihancurkan, jiwa masih akan beristirahat di bumi di 
dekat tempat mereka kematian).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir 
dari jemaat pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir dan
 Munkar menopang jiwa almarhum tegak di kubur dan menanyakan tiga 
pertanyaan: “Siapa Tuhanmu Siapa Nabimu Apa agamamu?”. Seorang mukmin 
saleh akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah 
Allah, bahwa Muhammad adalah nabi mereka dan bahwa agama mereka adalah 
Islam. Jika jawaban benar almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu 
kebangkitan yang menyenangkan. Mereka yang tidak menjawab seperti yang 
dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.
A.       WUJUD MALAIKAT NAKIR
Malaikat-malaikat digambarkan memiliki mata hitam solid, memiliki 
rentang bahu diukur dalam mil, dan membawa palu “begitu besar, bahwa 
jika semua umat manusia mencoba sekaligus untuk memindahkan mereka inci 
tunggal, mereka akan gagal”. Ketika mereka berbicara, lidah-lidah api 
berasal dari mulut mereka. Jika salah satu jawaban pertanyaan mereka 
salah, ada yang dipukuli setiap hari, selain hari Jumat, sampai Allah 
memberikan izin untuk pemukulan berhenti.
Muslim percaya bahwa seseorang benar akan menjawab pertanyaan tidak 
dengan mengingat jawaban sebelum kematian (bandingkan dengan Kitab Mesir
 Orang Mati) tetapi oleh iman dan perbuatan mereka seperti salat dan 
syahadat.
B.        PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR DALAM KUBUR
Dalam kitab Manazilul Akhirah, stasiun-stasiun perjalanan Akhirat, 
disebutkan bahwa sakratul maut adalah stasiun yang pertama, dan alam 
kubur adalah stasiun yang kedua. Di alam kubur terdapat tiga terjal yang
 harus dilalui oleh manusia dalam perjalanannya menuju alam akhirat, 
yaitu: Kesepian di alam kubur, siksaan dan himpitan kubur, dan ketiga 
adalah pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Dan ini adalah bagian yang 
terakhir dari jalan-jalan terjal yang harus dihadapi oleh manusia. 
Selanjuntnya manusia akan memasuki stasiun yang ketiga yaitu alam 
Barzakh.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Barangsiapa yang mengingkari tiga
 hal, ia bukan pengikutku: mi`raj Nabi saw, pertanyaan di alam kubur, 
dan syafaat.” (Biharul Anwar 6: 222, hadis ke 23)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa pasti akan datang pada seorang 
mayit dua malaikat yang menakutkan, suaranya seperti halilintar, 
pandangan matanya seperti kilat petir yang menyambar. Mereka akan 
bertanya kepada sang mayit: Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu, dan apa 
agamamu? Mereka juga akan menanyakan tentang wilayah dan imamah,yakni 
kepada siapa ia berwilayah dan berimam.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan sangat sulit dijawab oleh seorang mayit, 
dan untuk menjawabnya ia butuh pertolongan. (Al- Al-Bihar 6: 215)
Dua malaikat Munkar dan Nakir menanyakan mayit dalam dua keadaan:
1.      Ketika mayit dibaringkan di kubur.
Yang utama saat membaringkan mayit, tangan kanan ditelakkan pada bahu kanan, dan tangan kirinya pada bahu kiri.
2.      Sesudah mayit dikuburkan.
Disunnahkan bagi walinya atau keluarga terdekatnya sesudah para 
pengantar meninggalkan kuburnya, mereka duduk di dekat kepalanya dan 
mentalqin dengan suara yang agak keras, meletakkan kedua tangannya ke 
kuburnya, dan mendekatkan mulutnya ke kuburnya. (Al-Faqih 1: 108) Hal 
ini juga dapat diwakilkan kepada orang lain.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Jika talqin itu dibacakan kepada sang 
mayit, malaikat Munkar dan Nakir berkata : telah selesailah tugas kami, 
karena telah ditalqinkan padanya hujjahnya (jawabannya). (Al-Faqih 1: 
173)
Ketika putera Abu Dzar yaitu Dzar meninggal, Abu Zar duduk di atas 
kuburnya, kemudian ia mengusapkan tangannya ke kuburnya, lalu ia 
berkata:
“Semoga Allah menyangimu wahai Dzar. Demi Allah, jika kamu termasuk anak
 yang berbakti kepadaku, engkau telah dipanggil oleh Tuhanmu dan aku 
ridha padamu. Demi Allah, aku ridha atas kepergianmu dan ridha kepada 
Yang Memanggilmu, aku tidak mengharap hajatku kepada selain Allah; kalau
 sekiranya datang kepadamu hal yang menakutkan, aku bahagia sekiranya 
Allah menggantikan keadaanmu padaku. Aku sedih kalau engkau memperoleh 
kesedihan. Demi Allah, aku tidak menangisi kepergianmu, tetapi aku 
menangisi apa yang akan terjadi padamu. Aduhai apa yang telah kukatakan?
 Dan apa yang dikatakan padamu? Ya Allah, aku telah memberikan kepadanya
 hakku yang Kau wajibkan atasnya, maka karuniakan kepadanya hak-Mu yang 
Kau wajibkan atasnya, dan Engkau lebih berhak dariku untuk 
mengkaruniakan kedermawanan dan kemuliaan.” (Al-Faqih 1: 185, hadis ke 
558)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata : “Jika seorang mukmin dimasukkan ke
 kuburnya, shalatnya berada di sebelah kanannya, zakatnya di sebelah 
kirinya, kebajikannya menaunginya, dan kesabarannya di sisinya. Ketika 
malaikat Munkar dan Nakir datang yang pertanyaannya ditakuti, maka 
kesabarannya berkata pada shalatnya, zakat dan kebajikannya, akulah yang
 akan mendampinginya jika kamu tidak mampu mengahapinya.” (Al-Kafi 2: 
90, hadis ke 8)
Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata : “Jika 
seorang hamba yang mukmin meninggal, maka masuklah bersamannya ke 
kuburnya enam wujud makhluk. Pada wujud makhluk itu nampaklah kebaikan 
wajahnya, keindahan keadaannya, keharuman baunya dan kebersihan 
bentuknya. Satu wujud berdiri di sebelah kanannya, satu wujud lagi 
berdiri di sebelah kirinya, satu wujud lagi di belakangnya, dan wujud 
yang lain di depannya, dan wujud yang paling baik berada di atas 
kepalanya. Ketika wujud keburukan datang dari sebelah kanan, maka wujud 
yang di sebelah kanan melindunginya dari arah kanan, demikian juga 
wujud-wujud yang lain menyelamatkan dari enam arah.
Lalu wujud yang paling baik itu berkata kepada yang lain: siapakah kamu, semoga Allah membalas kebaikanmu.
Yang di sebelah kanan menjawab: aku adalah shalat.
Yang di sebelah kiri menjawab: aku adalah zakat.
Yang di depan menjawab: aku adalah puasa.
Yang belakang menjawab: aku adalah haji dan umrah.
Yang di arah kaki menjawab: aku adalah kebajikan dari menyambungkan silaturrahim.
Kemudian wujud-wujud yang lain bertanya kepada wujud yang ada di atas 
kepalanya: Siapakah kamu? Wajahmu paling baik di antara kami, paling 
harum baunya, paling indah keadaannya.
Wujud itu menjawab: aku adalah wilayah kepada keluarga Muhammad saw.” (Bihar Anwar 6: 234)
Tentang keutamaan berpuasa di bulan Sya’ban disebutkan dalam suatu 
riwaya t: “Barangsiapa yang berpuasa sembilan hari di bulan Sya’ban, 
malaikat Munkar dan Nakir akan bersikap lembut saat bertanya kepadanya.”
 (Tsawabul A’mal: 87)
Tentang keutamaan menghidupkan malam ke 23 bulan Ramadhan dan shalat 
seratus rakaat di dalamnya, Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata antara 
lain : “Melindunginya (orang yang melakukannya) dari ketakutan terhadap 
Munkar dan Nakir, dan ia akan keluar dari kuburnya dengan cahayanya yang
 menyinari penghuni kubur.” (Iqbalul A’mal: 214)
Disarikan dari kitab Manazilul Akhirah, Syeikh Abbas Al-Qumi.
Berikut Adalah Soal Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir Kepada Mayat / Mayit di Alam Kubur (Alam Barzah) :
1.      Siapa Tuhanmu?
2.      Siapa Nabimu?
3.      Apa Agamamu?
4.      Siapa Imammu?
5.      Dimana Kiblatmu?
6.      Siapa Saudaramu?
Berikut Ini Adalah Jawaban Atas Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir :
1.      Siapa Tuhanmu? Allah SWT
2.      Siapa Nabimu? Muhammad SAW
3.      Apa Agamamu? Islam
4.      Siapa Imammu? Al-Quran
5.      Dimana Kiblatmu? Ka’bah
6.      Siapa Saudaramu? Muslimin dan Muslimat
C.      KISAH PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR
1.      Kisah pertama
Seorang yang shaleh dari penduduk Kufah berkata: Pada suatu malam aku 
berada di masjid Jami’ Kufah. Pada malam itu turun hujan, lalu ada 
rombongan jema’ah mengetuk salah satu pintu masjid, yaitu pintu Muslim 
bin Aqil. Ternyata mereka membawa janazah, kemudian mereka membawanya 
masuk, melalui pintu Muslim bin Aqil (as). Salah seorang dari mereka 
nampak lelah lalu ia tertidur dan bermimpi, dalam mimpinya ia berkata 
kepada yang lain: Apa yang kita lihat tentangnya, apakah kita bersamanya
 terkena hisab atau tidak? Kemudian ia membuka wajah sang mayit, dan 
berkata kepada temannya: Kita akan dikenai hisab, mari kita cepat 
mengantarkannya sebelum kita terkena azabnya. Lalu ia terbangun dan 
menceritakan mimpinya kepada teman-temanya.
Orang shaleh itu berkata: kemudian mereka membawa janazah itu melewati 
kuburan suci, dan aku berkata : Allah-lah yang memiliki mutiara hikmah 
orang yang berkata : Jika aku mati, kuburkan aku di samping Haidar 
berdekatan dengannya aku akan termuliakan. Di dekatnya aku tidak takut 
pada neraka dan tidak takut pada Munkar dan Nakir Tercelalah orang yang 
berada di tempat perlindungan jika melepaskan tali onta di padang 
gembala (Irsyadul Qulub: 440) Kisah ini juga dikutip oleh Allamah 
Al-Majlisi.
2.      Kisah kedua
Salah seorang guru besar, seorang peneliti Al-Bahbahani (ra) mengatakan:
 Aku melihat Aba Abdillah Al-Husein (sa) dalam mimpiku, lalu aku 
bertanya kepadanya: Ya Sayyidi wa Mawlaya, wahai Junjunganku dan 
Penghuluku, apakah orang yang dimakamkan di dekatmu ditanyakan oleh 
malaikat Munkar dan Nakir? Al-Husein (sa) menjawab: Malaikat siapa yang 
berani bertanya kepadanya (Dar salam 2: 148).
3.      Kisah ketiga
Kisah ini dikisahkan oleh Syeikh An-Nuri mengutip dari kitab yang tulis 
oleh Sayyid Syamsuddin Muhammad bin Badi’ Ar-Ridhawi, salah seorang 
pemimpin pelayanan kuburan Imam Ar-Ridha (sa). Kisahnya sebagai berikut :
 Mir Muinuddin Asyraf, seorang pelayan yang baik di kuburan mulia Imam 
Ar-Ridha (sa), berkata: Aku pernah bermimpi di salah satu kamar di 
Raudhah ini, aku keluar dari Raudhah untuk memperbaharui wudhu’. Ketika 
berjalan di dekat kuburan Mir Ali Syir, aku melihat rombongan orang 
banyak menuju ke halaman kuburan mulia Imam Ar-Ridha (sa), di depan 
mereka ada seseorang yang wajahnya bercahaya. Ketika mereka sampai di 
halaman Rawdhah, beliau berkata kepada mereka: keluarkan mayit ini dari 
kuburan ini, keluarkan orang kotor yang ada di kuburan ini, sambil 
mengisyaratkan tangannya ke kuburan tertentu.
Ketika mereka hendak mengeluarkannya, aku bertanya kepada salah seorang 
dari mereka: siapakah pemimpin itu? Ia menjawab: Dia adalah Ali bin Abi 
Thalib (sa). Ketika kami hendak mengeluarkan mayit dari kuburan 
tersebut, keluarlah Imam yang kedua belas dari Rawdhah itu. Beliau 
menghadap kepada Imam Ali bin Thalib (sa). Setelah beliau mengucapkan 
salam, dan Imam Ali (sa) menjawab salamnya, beliau berkata: Wahai 
kakekku, aku mohon padamu agar memaafkannya, dan membiarkan ia di sini.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Tahukah kamu, dia adalah seorang yang fasik dan durjana, ia peminum khomer.
Beliau berkata: Benar, tapi ia berwasiat sebelum meninggal agar ia 
dikuburkan di dekatku, Karena itu, aku mohon engkau memaafkannya. Imam 
Ali (sa) berkata: Aku serahkan padamu kedurjanaannya. Kemudian Ali (sa) 
pergi.
Lalu aku terbangun ketakutan, dan aku membangun sebagian pelayan kuburan
 suci Imam Ar-Ridha. Kemudian aku pergi bersamanya ke kuburan tersebut. 
Ternyata di situ ada kuburan baru, dan aku bertanya kepada temanku 
tentang penghuninya. Ia berkata: penghuni kuburan baru ini adalah orang 
Turki, baru dikuburkan kemarin. (Dar Salam 1: 267-268)
Syeikh Abbas Al-Qumi, penulis kitab Manazilul Akhirah dan kitab 
Mafatihul, mengkisahkan: Kisah mulia dari Al-Hajj Ali Al-Baghdadi pernah
 berjumpa dengan Imam Mahdi (aj), dan bertanya kepadanya: Benarkah orang
 yang mengatakan bahwa orang yang berziarah kepada Al-Husein (sa) pada 
malam Jum’at, ia akan memperoleh keamanan? Beliau menjawab: Demi Allah, 
itu benar.
Aku (Ali Al-Baghdadi) bertanya lagi: wahai Junjungan kami, kami pernah 
berziarah kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) pada tahun 1269, lalu kami 
bertemu di Duruj (salah satu kota di Iran, dekat Burujard) dengan salah 
seorang arab bagian timur, dari penduduk desa tenggara dari kota Najef 
Al-Asyraf, lalu kami bertanya kepadanya : Bagaimana wilayah Ali Ar-Ridha
 (sa)? Ia menjawab: makam Imam Ali Ar-Ridha (as) adalah surga, sampai 
sekarang aku sudah lima belas hari, aku makan dari harta Junjunganku 
Ar-Ridha (sa), bagaimana mungkin Malaikat Munkar dan Nakir berani 
mendekat kepadaku di kuburan ini, sementara darah dan dagingku berasal 
dari makanan Imam Ar-Ridha (sa) selama aku bertamu kepadanya.
Benarkah bahwa Ali bin Musa Ar-Ridha (sa) dapat menyelamatkan dia dari 
Munkar dan Nakir? Imam Mahdi (aj) menjawab: Demi Allah, itu benar, 
sungguh kakekku yang penjaminnya. (An-Najm Ats-Tsaqib oleh Syeikh 
An-Nuri, jilid 2: 156)
MALAIKAT RAQIB
A.    PENGERTIAN DAN TUGAS MALAIKAT RAQIB
Raqib adalah nama malaikat yang menulis segala amalan kebaikan kita. 
Malaikat Raqib biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat Atid. Contoh 
ketika kita melakukan salat,maka akan dicatat malaikat Raqib.
Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur’an atau hadits 
yang menyatakan bahwa nama malaikat ini bernama Raqib, hanya Kirâman 
Kâtibîn saja yang disebutkan di dalam surah Qaaf, Al Infithaar dan 
Az-Zukhruf.
Tugas utama Malaikat Raqib dari Allah cuma satu: mencatat kelakuan baik 
serta kelakuan jahat kita. Mereka sangat jujur dan tak pernah bermaksiat
 kepada Allah. Mencatat apa adanya. Baik ya baik, buruk tetap buruk. 
Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan 
apalagi menjatuhkan vonis sebagaimana intelijen kampung yang seringkali 
bias atas nama kepentingan.
Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya, semata di tangan Allah SWT.
Malaikat Raqib bertugas hanya mencatat yang baik-baik saja dari kita, 
sedang Malaikat ‘Atid sebaliknya, cuma mencatat yang buruk-buruk. 
Keduanya dikenal sangat jujur, tulus dalam bertugas serta sungguh jauh 
dari pamrih. Singgasana mereka di surga tetapi prajuritnya sungguh tak 
terhitung.
Tak ada sepotong nyawa pun yang tidak memiliki buku stambuk dan buku 
induk pencatatan amal kita. Semuanya serba lengkap dengan superkomputer 
yang teramat canggih. Pada waktunya, kepada kita akan dipertunjukkan 
catatan-catatan serta jejak rekam kita selama menjadi penghuni di alam 
yang serba cepat ini.
Kini kalau kita berhitung secara jujur, manakah di antara dua malaikat 
itu yang paling sering menuangkan catatannya untuk kita. Tampaknya tanpa
 dikomando telunjuk ini akan mengarah kepada Malaikat ‘Atid. Kalau 
dihitung-hitung pula, maka secara logika Malaikat ‘Atid akan jauh lebih 
aktif membuat catatan dibanding Malaikat Raqib yang mungkin hanya 
tersenyum dan geleng-geleng karena tak terlalu banyak amal yang bisa 
dimasukkan dalam Buku Induk.
Tumpukan dosa-dosa akan terus menjadi daftar pertama Buku Induk Malaikat
 ‘Atid dalam setiap pergantian tahun karena Allah sudah menyediakan buku
 baru bagi timbunan dosa yang tak terhitung ini. Kalau tidak karena 
Allah Mahakuasa menjadikan Malaikai ‘Atid memiliki daya juang yang luar 
biasa, boleh jadi beliau akan merasa bosan dan protes kepada anak Adam. 
Tapi, begitulah tugas mulia kedua malaikat al-muqorrobin ini. Mereka 
tidak pernah protes apalagi menyatakan keberatannya sebagaimana pernah 
dilakukan Iblis.
B.     SIFAT MALAIKAT RAQIB
Seperti halnya kita, malaikat juga memiliki sifat yang memiliki ciri 
bagi mereka. Malaikat memiliki keistimewaan-keistimewaan yang merupakan 
sifat-sifatnya sebagai berikut:
1.      Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan dari cahaya (nur).
Rasulullah bersabda : “Malaikat itu diciptakan dari cahaya (nur), jin 
diciptakan dari nyala api, dan Adam (manusia) diciptakan dari apa yang 
telah diterangkan kepadamu (tanah liat).” (H.R. Muslim)
2.      Malaikat adalah makhluk yang selalu patuh kepada Allah.
Allah berfirman: “… yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang 
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang 
diperintahkan.” (Q.S At-Tahrim : 6 )
3.      Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki, perempuan, juga tidak waria
4.      Malaikat diberi kemampuan menjelma menjadi bentuk bermacam-macam atas seizin Allah
5.      Malaikat sanggup melaksanakan tugas seberat apapun tanpa 
mengeluh, bahkan selalu bertasbih kepada-Nya Firman Allah: “Dan 
milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang
 di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak 
(pula) merasa letih. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak 
henti-hentinya malam dan siang.” {Q.S Al-Anbiya’ :19-20}
6.      Malaikat dapat menempuh jarak berapapun jauhnya dalam waktu yang singkat.
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa Malaikat Raqib memiliki sayap 
dengan berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa 
Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai 
enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu 
mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat 
melihat enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya? 
Padahal satu sayap saja dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits 
tersebut shahih dan para ulama menshahihkan sanadnya maka kita tidak 
membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk
 memperlihatkan kepada Nabi-Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
 hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki 
jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta 
langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk 
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada
 yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang 
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” 
(QS. Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan
 Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi 
pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa 
sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan. 
Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim
 dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. 
Para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang
 diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu 
wa Ta’ala.
Malaikat adalah makhluk ciptaan Allh Swt, diciptkan dari cahaya dan 
senantiasa taat, patuh terhadap segala perintah Allah. Jumlah malaikat 
banyak sekali. Namun ada sepuluh yang wajib kita ketahui, yakni malaikat
 Jibril, Mikail, Izril, Israfil, Munkar, Nakir, Rakib, Atid, Malik dan 
Ridwan.
Mereka tidak memiliki fisik seperti manusia tetapi atas izin Allah ia 
dapat menyeupai manusia. Dengan mengimani malaikat-malaikat serta 
memahami fungsi dan tugasnya, manusia harus berhati-hati bertindak dan 
berucap dalam kehidupan sehari-hari, agar di kemudian hari akibat amal 
perbuatan kita yang saleh yang dicatat oleh para malaikat akan 
menempatkan kita ke dalam surga. Tetapi sebaliknya, Malaikat Izrail akan
 mencabut nyawa manusia dengan keras jika amal perbuatan di dunia lebih 
banyak jahatnya ketimbang perbutan baiknya.
C.    DALIL & HADIST TENTANG MALAIKAT RAQIB
Sebagian ulama menjelaskan bahwa diantara malaikat ada yang benama Raqib
 dan ‘Atid. Allah Ta’ala berfirman : “Maa yalfizhu min qaulin illaa 
laday Hi raqiibun ‘atiidun” yang artinya ” Tidak suatu ucapan pun yang 
diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”
 (QS. Qaaf : 18)
Malaikat yang bertugas mencatat segala ucapan dan amal perbuatan buruk 
manusia. Tentang keberadaan malaikat Raqib dan Atid ini diterangkan oleh
 Allah SWT  “ Tiada suatu yang diucapkan manusia, melainkan didekatnya 
ada (yang mencatatnya, yakni) Raqib dan Atid.” (QS. Qaf : 18).
Namun demikian pendapat ini tidak benar, wallaHu a’lam. Keduanya hanya 
sifat bagi dua malaikat yang mencatat perbuatan hamba. Makna Raqib dan 
‘Atid ialah dua malaikat yang hadir, menyaksikan di dekat hamba, bukan 
dua nama dari dua malaikat (al Bidaayah wan Nihaayah I/35-49)
Dari Anas r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah 
menugaskan dua Malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau 
dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang 
satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati – maka 
Tuhan perintahkan kedua Malaikat itu dengan firman-Nya: “Hendaklah kamu 
berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap
 tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu 
menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (Abu al-Syeikh dan Tabarani)
Dalam hadits shahih yang lain Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam 
bersabda : “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan
 Adam diciptakan dari apa yang telah diciptakan kepada kalian” (HR. 
Muslim no. 2996, dari ‘Aisyah radhiyallaHu ‘anHa)
D.    HIKMAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Sebagai salah satu rukun iman, keyakinan adanya malaikat memiliki hikmah, diantaranya:
a.       Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di 
banding makhluk lainya termasuk para malaikat, namun ibadah dan 
kesyukuran yang ditampilkan manusia tidak sebanding dengan ibadah dan 
kesyukuran yang ditunjukan oleh para malaikat. Dengan iman kepada para 
malaikat dan mengenali mereka secara benar, manusia akan sadar akan 
kelemahan dan kedurhakaanya kepada Allah swt
b.      Manusia akan senantiasa merasa diawasi oleh Allah, sehingga 
tidak akan sewenang-wenang berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan 
tuntunan ajaran agama.
c.       Senantiasa berusaha mengadakan hubungan dengan para malaikat 
dengan jalan mensucikan jiwa dan meningkatkan ibadah kepada Allah, sebab
 seorang akan sangat beruntung apabila termasuk golongan yang sering 
didoakan oleh para malaikat tidak pernah ditolak Tuhan.
d.      Untuk menambah ketakwaan kepada Allah, sebab segala perbuatan 
dan tindak-tanduk yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan 
Allah.
MALAIKAT ‘ATID
A.    DEFNISI MALAIKAT ATID
Malaikat ‘Atid adalah nama malaikat yang bertugas untuk menulis segala 
amalan keburukan kita. Malaikat Atid biasanya bersama dikaitkan bersama 
dengan malaikat Raqib.
Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur’an atau hadits 
yang menyatakan bahwa nama malaikat ini bernama Atid, hanya Kirâman 
Kâtibîn saja yang disebutkan di dalam surah Qaaf, Al Infithaar dan 
Az-Zukhruf.
Malaikat ‘Atid adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada
 perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak 
bahasa arab yang artinya kekuatan.
Yang pasti semua manusia ingin bertemu dengan malaikat izrail yang 
mencabut nyawa kita dengan lemah lembut tanpa rasa sakit, malaikat 
munkar dan nakir dengan penampakan yang baik serta lemah lembut dalam 
menginterogasi kita, malaikat rakib yang memiliki catatan amal baik kita
 yang tebal, malaikat atid yang hanya memiliki beberapa catatan buruk 
kita dan malaikat ridwan yang mempersilahkan masuk ke dalam surga yang 
kekal dan abadi.
Malaikat Atid adalah makhluq Allah yang dijadikan daripada cahaya . 
Mereka pandai bersalin rupa dan dapat memotong perjalanan yang jauh 
dalam satu detik saja .
Sesungguhnya arti Malaikat adalah yang memiliki pekerjaan tertentu pada 
masing-masing bagiannya . Dan malaikat ini Tuhan jadikan tidak sedikit 
jumlahnya , lebih banyak malaikat dari pada manusia .
Coba saja kita bayangkan , tiap-tiap orang ada 2 malaikat yaitu Raqib 
dan ‘Atid yang mana masing-masing di tugaskan pada pekerjaan tertentu .
Raqib mempunyai tugas menulis amal dan perkataan manusia yang mengandung kebaikan .
Sedangkan ‘Atid bertugas menulis amal dan perkataan manusia yang mengandung keburukan .
Malaikat itu bisa berganti rupa , tegasnya bisa berupa manusia . Nabi 
Muhammad s.a.w sering kedatangan Jibril membawa wahyu dengan rupanya 
seperti orang laki-laki muda dan tampan .
Malaikat itu Tuhan ciptakan tidak mempunyai ibu dan bapak . Tidak makan 
tidak minum , tidak tidur tidak lupa dan tidak merasa letih . Mereka 
bukan jenis laki-laki dan bukan jenis perempuan dan juga bukan banci . 
Mereka tidak mempunyai nafsu syahwat atau birahi namun demikian mereka 
taat akan perintah Allah , tidak berani melanggarnya atau melalaikan 
tugasnya
Seperti firman Allah didalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 sebagai 
berikut : ” Hai orang-orang beriman , peliharalah dirimu dan keluargamu 
akan api neraka , yang mana bara apinya terdiri dari manusia dan 
batu-batu . Di sana ada malaikat-malaikat yang kejam dan bengis , mereka
 tidak melawan perintah Allah dan mereka kerjakan apa yang diperintah .”
Pernah Nabi kita Muhammad s.a.w ketika Mi’raj melintasi langit-langit 
dari langit pertama sampai langit ketujuh . Sebagaimana sedikit 
pembahasan nya tentang Mi’raj ini pada postingan terdahulu Dimanakah 
Berada Ruh-Ruh Orang Yang Sudah Mati , Dimana Nabi Muhammad s.a.w yang 
ditemani malaikat Jibril , melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah 
para malaikat dan tak lain pekerjaan mereka itu , kata Nabi adalah 
bertahmid dan bertasbih kepada Allah SWT dengan macam-macam pujian dan 
sanjungan kepada Tuhan dengan irama lagu yang sangat merdu .
Demikian pula Nabi melihat di ‘Arsy Allah , tidak lain penghuninya 
adalah malaikat . Kemudian ‘Arsy Allah itu dipegang atau ditanggung oleh
 delapan orang malaikat .
Sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Haaqqah ayat 17 :
” Dan malaikat berada di penjuru langit , dan yang membawa ‘Arsy Tuhanmu pada hari itu adalah delapan orang malaikat .”
Dan malaikat-malaikat itu mempunyai kekuatan yang luar biasa , di mana 
ketika Tuhan akan menyiksa umat Nabi Luth a.s yang sudah melewati batas 
yaitu mereka sudah menjadi suka melakukan homosex sesama laki-laki , 
yaitu penduduk negeri Sadum dan Gamurah . Bukan seorang dua orang , 
hampir rata-rata semua laki-laki melakukan demikian . Maka tatkala 
diberi nasihat oleh Nabi Luth a.s mereka tidak ambil perduli .
Akhirnya Tuhan binasakan penduduknya dengan diangkat bumi negeri itu 
dengan kedua tangan malaikat ke udara yang sangat tinggi kemudian 
dibalikkan ke bawah , seperti orang membalikkan tetampah , maka 
berpelantingan rumah-rumah dan manusia yang sedang tidur melayang jatuh 
terhempas ke bawah , hancur lebur bagaikan kaca jatuh di batu . Demikian
 kekuatan tenaga malaikat .
Malaikat Atid dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau 
nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang
 muslim dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan
 terus menggona manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di 
neraka.
Malaikat Atid tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. 
Jin yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang
 dilarang oleh Tuhan Allah SWT. Malaikat adalah makhluk yang baik dan 
tidak akan mencelakakan manusia selama berbuat kebajikan, sedangkan 
syetan dan iblik akan selalu mencelakakan manusia hingga hari akhir.
B.     HADIST TENTANG MALAIKAT ATID
Dari Abu Umamah r.a., dari Nabi s.a.w. sabdanya: Malaikat yang di 
sebelah kanan (yang menjadi penulis kebaikan) ialah ketua kepada yang di
 sebelah kiri; maka apabila seseorang melakukan sesuatu kebaikan,  
dituliskan baginya kebaikan itu menjadi sama dengan sepuluh kebaikan 
yang tersebut dan apabila ia melakukan sesuatu kejahatan,  lalu Malaikat
 yang di sebelah kiri hendak menulisnya, berkatalah Malaikat yang di 
sebelah kanan tunggu dahulu; lalu ia menunggu selama enam atau tujuh 
jam;  kemudian jika orang itu beristighfar dari perbuatan jahat itu, 
tidaklah dituliskan sesuatu pun; dan jika ia tidak meminta ampun kepada 
Allah Taala, dituliskan baginya satu kejahatan saja.” (Tabarani dan Ibn 
Marduwiah)
Dalam Hadis ini diterangkan beberapa perkara mengenai kedua Malaikat itu :
1.      Satu berada di sebelah kanan dan yang satu lagi di sebelah kiri setiap orang manusia.
2.      Yang di sebelah kanan ialah yang menulis amal kebaikan dan 
menjadi ketua kepada yang di sebelah kiri, yang menulis amal jahat.
3.      Tiap-tiap satu kebajikan ditulis dengan sepuluh kebajikan, dan tiap-tiap satu kejahatan ditulis satu kejahatan sahaja.
4.      Amal jahat tidak ditulis melainkan setelah diberi tempoh enam 
atau tujuh jam – dengan arahan dari Malaikat sebelah kanan.
5.      Sekiranya orang yang melakukan kejahatan itu beristighfar 
memohon ampun dari Allah Taala dalam tempoh yang tersebut, maka 
kejahatan itu tidak ditulis.
                  Allah s.w.t Maha Mengetahui akan segala yang lahir 
dan yang tersembunyi, tetapi bagi melahirkan kebesaran kerajaan-Nya dan 
keadilan pemerintahan-Nya maka segala apa jua yang dilakukan oleh setiap
 manusia – sama ada yang baik atau yang buruk – diperintahkan menulisnya
 dalam surat amalnya oleh dua Malaikat yang ditugaskan khas mengenainya 
supaya dapat dilihat dan dibaca oleh orang itu sendiri pada hari akhirat
 kelak.
      Kedua-dua Malaikat yang tersebut – sebagaimana yang diterangkan 
dalam hadis ini – tidak bercerai daripada orang itu walau sesudah ia 
meninggal dunia.
      Mereka diperintahkan tinggal tetap di kuburnya bertasbih, 
bertahmid dan bertakbir hingga ke hari qiamat dan pahala zikir mereka 
yang tersebut ditulis oleh mereka dalam surat amal orang itu. Sebaliknya
 jika ia kafir, maka mereka melaknatnya hingga ke hari qiamat.
C.    KISAH MALAIKAT ATID
Yunus bin Ubaid dari Al-Hasan berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah 
bersabda, “Setiap anak Adam itu akan dijaga oleh dua orang malaikat, dan
 malaikat yang sebelah kanan itu lebih berkuasa dari yang disebelah 
kiri”.
Kalau seseorang anak Adam itu membuat dosa maka malaikat yang disebelah 
kiri akan bertanya kepada malaikat yang disebelah kanan, “Apakah yang 
harus aku catat ?” Maka berkata malaikat yang sebelah kanan, “Jangan 
kamu catat dosanya sehingga ia melakukan 5 dosa”. Kemudian bertanya 
malaikat yang disebelah kiri lagi, “Kalau dia telah melakukan 5 dosa, 
apakah yang harus aku catatkan ?”.
Berkata malaikat yang sebelah kanan, “Biarkan sehingga dia membuat 
kebaikan, sebab kami telah diberitahu bahawa satu hasanat kebaikan dapat
 sepuluh kali ganda. Oleh itu, kita hapuskan 5 sebagai imbangan dari 
dosa yang 5 dan kami catatkan hanya 5 hasanat.”
Apabila syaitan mendengar yang demikian, maka dia pun menjeritlah sambil
 berkata, “Kalau macam ini bilakah aku dapat menjerumuskan anak Adam”.
Hadis Abu Hurairah r.a katanya : Rasulullah s.a.w bersabda: Allah s.w.t 
berfirman kepada Malaikat pencatat amalan : “ Apabila hambaKu berniat 
ingin melakukan kejahatan, maka jangan lagi kamu menulisnya sebagai 
amalan kejahatan. Apabila dia melakukannya barulah kamu menulisnya 
sebagai satu amalan kejahatan. Jika hambaKu berniat ingin melakukan 
kebaikan, tetapi dia tidak lagi melakukannya, maka catatkanlah sebagai 
satu amalan kebaikan. Jika dia melakukannya maka catatkanlah kebaikan 
itu sepuluh kali ganda ”.
MALAIKAT MALIK
Maalik adalah panggilan malaikat yang memimpin para Malaikat Zabaniah
 di neraka. Malaikat Malik biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat 
Ridwan.
Maalik dalam Bahasa Arab berarti ‘orang yg empunya’; ‘orang yg memiliki’; ‘tuan’; ‘raja’.
Sedangkan Allah memiliki julukan Maalik pula, tepatnya adalah:
1.      Al-Malik                =  Raja segala Raja;
2.      Malik al-Jabar        =  Raja Yang Mahakuasa;
3.      Malik al-Muluk     =  Penguasa segala Penguasa.
Penggunaan kalimat Malik terhadap pemimpin Zabaniah hampir senada dengan
 penggunaan Aziz dalam kisah Yusuf, hanya sebagai panggilan kehormatan 
atas kepemimpinan mereka.
Terdapat 19 penjaga neraka jahanam yang pemimpinya adalah Malik. Sebagaimana firman Allah tentang Neraka Saqar
“ Tahukah kamu apa Saqor itu? Saqor itu tidak meninggalkan dan 
membiarkan. (Neraka Saqor) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada
 sembilan belas (Zabaniah). Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu 
melainkan malaikat. (Al-Muddassir : 27-30)
“ Malikat Malik ‘Alaihissalam mematuhi segala perintah Allah seperti 
dalam firman-Nya tentang permintaan penghuni Neraka kepada Malaikat 
Malik
Mereka berseru, “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia 
menjawab, “kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Az-Zukhruf :77)
A.    WUJUD MALAIKAT MALIK
Malaikat Malik mempunya tangan dan kaki yang bilangannya sama dengan 
jumlah ahli neraka. Setiap kaki dan tangan itu bisa berdiri dan duduk, 
serta dapat membelenggu dan merantai setiap orang yang dikehendakinya. 
Menurut kisah, karena Malik memiliki wujudnya yang sangat menyeramkan, 
ketika Malik melihat kearah Neraka maka sebagian api memakan api yang 
lain karena rasa takutnya kepada Malik.
Dikatakan pula bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam 
naik ke Sidrat al-Muntaha, ia bertemu dengan Malik yang kemudian 
menunjukkan pandangan sekilas tentang penderitaan di Neraka. Sejak saat 
itu pula Malaikat Malik tidak pernah tersenyum. Memiliki tubuh yang 
sangat besar, wajahnya menampakkan kemarahan, terlihat amat menakutkan, 
sangat kejam, tidak kenal kompromi, di antara kedua matanya terdapat 
pusat syaraf yang seandainya ia menatap bumi pasti orang-orang yang ada 
didalamnya mati tiada tersisa.
B.     KISAH MALAIKAT MALIK DENGAN NERAKA
Mansur bin Amar berkata: Telah sampai kepadaku riwayat bahwa malaikat 
Malik ditugaskan menjaga api neraka itu memiliki tangan yang banyak 
sekali sebanyak jumlah penghuni neraka, setiap kali malaikat Malik 
menyiksa ada tangan yang mendirikan dan mendudukkan dan mengikat 
penghuni neraka dengan rantai. Kalau malaikat Malik memandang ke neraka 
maka penghuni neraka akan memakan sesama mereka karena takutnya mereka 
kepada malaikat Malik.
Huruf “Al-Basmalah” itu ada sembilan belas dan huruf pada “Az-Zabaniyah”
 itu juga ada sembilan belas. Mereka dinamakan demikian itu (Zabaniyah) 
karena mereka itu bisa bekerja dengan kaki mereka seperti mereka bekerja
 dengan tangan mereka. Satu malaikat Zabaniyah bisa mengambil 10.000 
orang kafir dengan satu tangan begitu juga dengan tangan yang lagi satu,
 10.000 dengan salah satu kakinya yang dua. Malaikat Zabaniyah bisa 
menyiksa 40.000 orang kafir serentak dengan kekuatan dan kedahsyatan.
Malaikat Malik adalah penjaga neraka dan yang 18 juga sepertinya, mereka
 adalah pemimpin malaikat dan di bawah tiap-tiap pemimpin itu ada 
penjaganya yang mana jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mata mereka 
laksana kilat yang menyambar, gigi mereka seperti putihnya tanduk sapi, 
bibir mereka menyentuh tapak kaki, mulut mereka mengeluarkan api. Antara
 dua bahu segala malaikat jauh perjalanan selama setahun.
Allah telah menciptakan mereka tanpa ada sedikitpun rasa kasih sayang 
dan salah satu malaikat terun ke dalam lautan api selama 40 tahun, 
tetapi api tidak langsung membahayakan mereka karena cahaya itu lebih 
kuat dari api yang panas.
Malaikat Malik berkata: “Lemparkanlah mereka ke dalam neraka!”.
Ketika malaikat Zabaniyah melemparkan orang-orang yang berbuat dosa ke 
dalam neraka, maka mereka semua berkata: “Laa ilaha illallah!”
Api tidak dapat membakar mereka, malaikat Malik berkata: “Wahai api, tidakkah kamu membakar mereka?”
Api berkata: “Wahai Malik, bagaimana aku ingin membakar mereka sedangkan mereka menyebut” Laa ilaha illallah! “
Malaikat malik berkata: “Ya, begitulah Allah, tuhan pemilik Arasy yang agung telah memerintahkan.”
Kemudian api pun membakar tubuh mereka sampai kedua telapak kakinya, ada
 yang dibakar sampai ke lututnya, ada yang dibakar sampai pusarnya dan 
ada sampai ke tengkoraknya. Bila api hendak membakar muka mereka maka 
malaikat Malik berkata kepada api: “Wahai api, janganlah kamu bakar muka
 mereka karena mereka pernah sujud kepada Allah dan janganlah kamu bakar
 hati mereka karena mereka pernah berdahaga dari beratnya puasa dalam 
bulan Ramadhan.”
C.    SIFAT API NERAKA DAN AHLINYA
      Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. 
berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Api neraka telah dinyalakan selama
 seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga
 putih, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga gelap bagaikan malam 
yang kelam.”
      Diriwayatkan bahawa Yazid bin Martsad selalu menangis sehingga 
tidak pernah kering air matanya dan ketika ditanya, maka dijawabnya: 
Andaikata Allah s.w.t. mengancam akan memanjarakan aku didalam bilik 
mandi selama seribu tahun. nescaya sudah selayaknya air mataku tidak 
berhenti maka bagaimana sedang kini telah mengancam akan memasukkan aku 
dalam api neraka yang telah dinyalakan selama tiga ribu tahu.”
      Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari mujahid berkata: 
“Sesungguhnya dijahannam ada beberapa perigi berisi ular-ular sebesar 
leher unta dan kala sebesar kaldai, maka larilah orang-orang ahli neraka
 keular itu, maka bila tersentuh oleh bibirnya langsung terkelupas 
rambut, kulit dan kuku dan mereka tidak dapat selamat dari gigitan itu 
kecuali jika lari kedalam neraka.”
      Abdullah bin Jubair meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. 
bersabda: “Bahawa didalam neraka ada ular-ular sebesar leher unta, jika 
menggigit maka rasa redih bisanya tetap terasa hingga empat puluh tahun.
 Juga didalam neraka ada kala sebesar kaldai, jika menggigit maka akan 
terasa pedih bisanya selama empat puluh tahun.”
      Al-a’masy dari Yasid bin Wahab dari Ibn Mas’ud berkata: 
“Sesungguhnya apimu ini sebahagian dari tujuh puluh bagian dari api 
neraka, dan andaikan tidak didinginkan dalam laut dua kali nescaya kamu 
tidak dapat mempergunakannya.”
      Mujahid berkata: “Sesungguhnya apimu ini berlindung kepada Allah 
s.w.t. dari neraka jahannam.” Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya 
seringan-ringan siksa ahli neraka iaitu seorang yang berkasutkan dari 
api nerka, dan dapat mendidihkan otaknya, seolah-olah ditelinganya ada 
api, dan giginya berapi dan dibibirnya ada wap api, dan keluar ususnya 
dari bawah kakinya, bahkan ia merasa bahawa dialah yang terberat 
siksanya dari semua ahli neraka, padahal ia sangat ringan siksanya dari 
semua ahli neraka.”
      Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr r.a.
 berkata: “Orang-orang neraka memanggil Malaikat Malik tetapi tidak 
dijawab selama empat puluh tahun, kemudian dijawabnya: “Bahawa kamu 
tetap tinggal dalam neraka.” Kemudian mereka berdoa (memanggil) Tuhan: 
“Ya Tuhan, keluarkanlah kami dari neraka ini, maka bila kami mengulangi 
perbuatan-perbuatan kami yang lalu itu bererti kami zalim.” Maka tidak 
dijawab selama umur dunia ini dua kali, kemudian dijawab: “Hina dinalah 
kamu didalam neraka dan jangan berkata-kata.”
      Demi Allah setelah itu tidak ada yang dapat berkata-kata walau 
satu kalimah, sedang yang terdengar hanya nafas keluhan dan tangis 
rintihan yang suara mereka hampir menyamai suara himar (kaldai).
      Qatadah berkata: “Hai kaumku, apakah kamu merasa bahawa itu pasti 
akan terkena pada dirimu, atau kamu merasa akan kuat menghadapinya. Hai 
kaumku, taatlah kepada Allah s.w.t. itu jauh lebih ringan bagi kamu 
kerana itu, taatilah sebab ahli neraka itu kelak akan mengeluh selama 
seribu tahun tetapi tidak berguna bagi mereka, lalu mereka berkata: 
“Dahulu ketika kami didunia, bila kami sabar lambat laun mendapat 
keringanan dan kelapangan, maka mereka lalu bersabar seribu tahun, dan 
tetap siksa mereka tidak diringankan sehingga mereka berkata: Ajazi’na 
am sobarna malana min mahish (Yang bermaksud) Apakah kami mengeluh atau 
sabar, tidak dapat mengelakkan siksa ini.Lalu minta hujan selama seribu 
tahun sangat haus dan panas neraka maka mereka berdoa selama seribu 
tahun, maka Allah s.w.t. berkata kepada Jibril: “Apakah yang mereka 
minta?”. Jawab Jibril: “Engkau lebih mengetahui, ya Allah, mereka minta 
hujan.” Maka nampak pada mereka awan merah sehingga mereka mengira akan 
turun hujan, maka dikirim kepada mereka kala-kala sebesar kaldai, yang 
menggigit mereka dan terasa pedih gigitan itu selama seribu tahun. 
Kemudian mereka minta kepada Allah s.w.t. selama seribu tahun untuk 
diturunkan hujan, maka nampak mereka awan yang hitam, mereka mengira 
bahawa itu akan hujan, tiba-tiba turun kepada mereka ular-ular sebesar 
leher unta, yang menggigit mereka dan gigitan itu terasa pedihnya hingga
 seribu tahun, dan inilah ertinya: Zidnahum adzaba fauqal adzabi. (Yang 
bermaksud) Kami tambahkan kepada mereka siksa diatas siksa.
      Kerana mereka dahulu telah kafir, tidak percaya dan melanggar 
tuntutan Allah s.w.t., kerana itulah maka siapa yang ingin selamat dari 
siksaan Allah s.w.t. harus sabar sementara atas segala penderitaan dunia
 didalam mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah s.w.t. dan 
menahan syahwat hawa nafsu sebab syurga neraka diliputi syahwat-syahwat.
MALAIKAT RIDWAN
A.    PENGERTIAN MALAIKAT RIDWAN
Malaikat Ridwan adalah mahluk yang selalu patuh dan setia kepada Allah 
SWT. Mereka tidak pernah menentang setiap perintah Allah, kapan saja di 
perintah-Nya. Setiap perintah Allah selalu mereka (Malaikat) kerjakan 
dengan baik. Diantara Malaikat-Malaikat ada yang disebut Malaikat 
Muqarrobin ( yaitu Malaikat yang amat dekat hubungannya dengan Allah ). 
Malaikat tidak pernah durhaka kepada Allah SWT. Oleh karena itu, para 
Malaikat disebut juga mahluk suci.
Ridwan (Bahasa Arab: رضوان) adalah nama malaikat yang menjaga pintu 
surga, walaupun tidak ada keterangan di dalam Al Qur’an dan hadits 
shahih yang menerangkan secara jelas namanya. Terkadang namanya 
diucapkan sebagai “Rizvan” oleh orang Persia, Urdu, Pashto, Tajik, 
Punjabi, Kashmir dan bahasa lainnya yang terpengaruh oleh bahasa Persia.
 Sementara di Perancis disebut sebagai “Redouane”. Sekarang nama ini 
digunakan sebagai nama maskulin oleh orang Arab atau orang yang beragama
 Islam. Malaikat Ridwan biasanya bersama dikaitkan bersama Malik.
B.     TUGAS MALAIKAT RIDWAN
Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penghuni Syurga.
.
C.    HADIST TENTANG MALAIKAT RIDWAN
Ada empat hadits yang menyebutkan bahwa nama malaikat penjaga surga 
adalah Ridwan. Akan tetapi semua hadits tersebut adalah hadits yang 
sangat lemah dan tidak bisa saling menguatkan. Berikut uraiannya:
1.      Hadits Ubai bin Ka’ab
Diriwayatkan oleh Al-Qadhai dalam Musnad Asy-Syihab (1036) dari jalan 
Mukhallad bin Abdil Wahid dari Ali bin Zaid bin Jud’an dan Atha` bin Abi
 Maimunah dari Zirr bin Hubaisy dari Ubai secara marfu’,  “Tidak ada 
seorang muslim pun yang membaca Yasin sedang dia berada dalam sakaratul 
maut, maka tidaklah malaikat maut mencabut nyawanya sampai Ridwan 
penjaga surga memberinya minuman.”
Di dalam sanadnya ada Ali bin Zaid bin Jud’an yang sudah masyhur sebagai
 rawi yang lemah. Ditambah lagi dengan adanya Mukhallad bin Abdil Wahid,
 yang Ibnu Hibban berkata tentangnya -dalam Al-Majruhin (1096), 
“Mungkarul hadits jiddan (orang yang sangat mungkar haditsnya).”
2.      Hadits Abdullah bin Abbas.
Diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dalam kitab Ats-Tsawab dan Al-Baihaqi 
dalam Syuab Al-Iman tentang kisah berhiasnya surga setiap memasuki 
ramadhan, dan di dalamnya tersebut: “Allah Azza wa Jalla berfirman, 
“Wahai Ridwan, bukalah pintu-pintu surga.”
Hadits ini datang dari jalan Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas secara marfu’. 
Haditsnya lemah karena Adh-Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.
3.      Hadits Abdullah bin Abi Aufa.
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Lalu saya berkata (di dalam surga), “Wahai Ridwan, punya siapa istana ini?”
As-Suyuthi menyatakan dalam Al-Jami’ Al-Kabir -sebagaimana dalam Kunzul 
Ummal-, “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir dari Abdullah 
bin Abi Aufa, sedang di dalam sanadnya ada Abdurrahman bin Muhammad 
Al-Maharibi dan Ammar bin Saif, keduanya sering meriwayatkan 
hadits-hadits yang mungkar.” Lihat Mizan Al-I’tidal (2/585) dan (3/165)
4.      Hadits Anas bin Malik.
Diriwayatkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhuafa (1/313) dari jalan Hamzah 
bin Washil Al-Minqari dari Qatadah dari Anas secara marfu’ dengan 
lafazh, “Rabbul Izzah -Tabaraka wa Ta’ala- memanggil Ridhwan -dan dia 
adalah penjaga surga-.”
Al-Uqaili berkata setelahnya, “Hamzah bin Washil Al-Minqari, seorang 
dari Bashrah, majhul dalam periwayatan dan haditsnya tidak terjaga.”
D.    WUJUD MALAIKAT RIDWAN
Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur’an ada yang 
memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi : “
 Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan 
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) 
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. 
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. 
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1) ”
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata
 manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam 
yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang 
asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat 
wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat 
Jibril .
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka 
sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, 
ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para
 malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri 
berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat 
mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka 
dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi.
 Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
E.     KISAH NABI IDRIS MELIHAT SYURGA
Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu 
kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau 
membawa saya melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.
Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi 
mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris 
menjelaskan alasannya.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. 
Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah 
lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang 
mulia itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena 
terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi
 Idris terpukau  tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat 
indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi 
Idris beulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di 
pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan
 perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon 
buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka 
adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat 
tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael. 
Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat 
dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia 
amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa
 enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. 
“Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap 
syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk
 kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah 
terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal 
ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para 
Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Izrael.
“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah 
mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris 
menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. 
Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah: “Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya 
ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah
 mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke 
langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad
 kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah 
tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta 
Surat Maryam ayat 56 dan 57.
Moga artikel ini menambah waawasan anda dan dapat menambag keimanan kita semua
Amiin
Wassalamu alaikum