Para ulama mengatakan bahwa ketika kita tertidur kita telah mengalami kematian kecil.
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir." (Az-Zumar: 42)
Salah satu kekalahan terbesar dalam umat adalah bahwa mereka tidur terlalu banyak dan walaupun mereka tidak meresa lelah mereka memaksakan dirinya untuk tidur hanya karena waktu untuk tidur telah tiba. Ketika dibandingkan dengan para salaf itu adalah seperti perbandingan bugar dan sehat ketika mereka berjalan kepada seseorang yang itu adalah seorang yang pincang.
Kebanyakan dari kita bisa menghabiskan separuh hidup kita hanya di atas tempat tidur dan ini adalah kebiasaan dari seseorang yang malas atau seseorang yang tidak mempunyai arti dalam hidupnya.
Muhammad saw., bersabda, ‘ummatku akan tetap baik sepanjang mereka sedikit makan dan kurang tidur’ dan setiap pagi mu’adzin mengumandangkan ‘As Shalatu khairum Minan Naum’ (shalat lebih baik dari pada tidur), ‘As Shalatu khairum Minan Naum’ (shalat lebih baik dari pada tidur), tetapi kaum Muslimin masih saja tidur, dengan lelapnya.
Imaam Asy-Syafi’i (wafat 204 H) berkata, “ jika kamu tidak (bisa) menjaga Shalat Fajar, maka wajib (fardhu) atasmu untuk membayar seseorang untuk membangunkanmu.’
Ada sebagian kaum Muslimin yang dengan bebas menyalahi ajaran Islam dengan tidak memberikan alasan syar’i sama sekali. Banyak dari para sufi yang menyimpang mempromosikan sunnah untuk memperoleh sebuah ganjaran berlipat ganda. Khususnya yang merekomendasikan untuk tidur setelah shalat Zuhur.
Lebih lanjut, banyak supir taksi tidur siang pada waktu ini dan kemudian tidur lagi semalam suntuk. Padahal pemahaman yang benar untuk tidur setelah shalat Zuhur adalah syarat mutlak syari’at dengan harapan kita melakukan qiyamul lail yaitu melakukan ibadah di malam hari.
Kasus lain adalah di mana seseorang mengatakan tidurmu adalah ibadah. Lagi-lagi ini ada hubunganya mengapa kita berbaring, itu hanya ibadah jika kita telah bekerja keras untuk mendekatkan diri pada Allah swt., dengan menyeru yang baik dan mencegah yang munkar, membaca Al-Qur’an dan sebagainya sebagai hasilnya dari perbuatan ini kita merasa lelah dan jatuh tertidur.
Suatu kali Ibnu Mas’ud (ra) telah tidur dan dalam tidurnya dia membaca Al-Qur’an, setelah itu dia berkata, ‘sungguh tidur adalah cabang dari ibadah.’ Sahabat yang sangat terkenal untuk berjalan pada sedikit waktu siang dan tidur beberapa jam pada malam hari. Mereka menginvestasikan waktu yang berharga untuk hari akhir. Mereka meninggalkan tidur mereka dan berpisah dengan ranjang mereka dan membuat janji dengan Tuhannya Allah (swt).
كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
"Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam." (Adz-Dzariyat: 17)
No comments:
Post a Comment